13 Januari 2008

Purworejo Kota Pensiun?

Dalam perjalanan kami ke Magelang dan Jogya, kami berkesempatan mampir sekitar 3-4 jam beristirahat di kota Purworejo yang katanya kota pensiunan. Kota kecil dan cukup asri menurut kami. Makanan lotek, sate dan bakso disana cukup enak. Sayangnya tidak ada hotel yang cukup nyaman. Kami melihat hotel Bagelen, tapi kecil dan kurang bersih. Apakah Pemda tidak berpikir untuk membangun hotel yang layak? Dua atau tiga lantai dengan fasilitas yang cukup bagi para turis lokal?

Sebagai kota pensiunan, pasti banyak akan cucu mereka yang mampir datang untuk bersilahturahmi dengan kakek nenek mereka, pasti jika ada hotel yang layak, mereka akan senang menginap di sana.

Kami tunggu gerakan Pemda untuk menambah fasilitas kotanya, seperti bioskop, ruko yang menjual makanan khas yang lebih tertata, dll.

Salam dari kami,
RIO

07 Januari 2008

Ketemu Turbulence Pada Saat Terbang ke Medan

Kami sering juga menemui turbulensi pada saat terbang keberbagai tempat, tapi memang yang paling sering kami temui adalah pada saat kami terbang menuju kota Medan.
Yang berdoa dan komat-kamit bukan hanya kami, tetapi hampir semua penumpang. Yang agak tenang hanya crew-nya saja, yang memang sudah tahu kondisi tersebut sejak lama.

Kami menceritakan hal tersebut kepada teman di Medan, dia bilang, kalau mau ke Medan, ambil penerbangan yang pertama atau pagi-pagi sekali dari Jakarta. Goncangannya tidak sebesar siang ke sore katanya. Bahkan, kadang-kadang tidak ada goncangan sama sekali.

Begitu juga bila hendak balik ke Jakarta, ambil penerbangan yang paling pagi atau paling awal dari Medan.

Sarannya betul juga. Sekarang, jika hendak ke Medan, kami ambil penerbangan yang pagi-pagi sekali untuk menghindari turbulent yang terlalu keras.

Semoga pengalaman ini dapat dijadikan bahan masukan bagi kawan-kawan yang hendak ke Medan dan agak takut dengan turbulensi.

Salam dari RIO, Jakarta

06 Januari 2008

Personal Service Tidak Membuat Kita Jadi Tuan, Tapi Respek

Kejadiannya dua kali dalam sebulan ini. Pertama ketika kami menanyakan kue donat yang biasanya tersedia pada menu sarapan pagi di Novotel Bogor, pelayannya bilang, maaf hari ini tidak bikin donat. Pada saat itu, rupanya terdengar oleh supervisor resto tersebut. Tidak lama kemudian, dia datang membawakan donat yang baru saja dibuat di kitchen. Masih hangat dan jauh lebih besar dari biasanya.

Yang kedua, saat kami makan siang di KFC Ratu Plaza, kami minta sup tanpa ayam, hanya sayuran saja. Pelayannya bilang, maaf sup-nya sudah pakai ayam semua. Tanpa diminta lagi, dari bagian dapur menyapa, oh mau sup tanpa ayam? Bisa kami buatkan, mau tunggu 5 menit pak? Kami sampai bengong melihat pelayanan yang ramah dari bagian dapur KFC di Ratu Plaza. Mereka siap membuatkan hanya semangkuk sup tanpa ayam!

Kami berpikir, mungkin tahun 2008 ini akan makin besar kesadaran mereka akan pentingnya arti pelayanan yang professional. Kami yang dilayani, tentu tidak menjadi berkepala besar atau merasa menjadi seorang tuan. Malah sebaliknya, kami sangat respek dengan para pekerja tersebut. Mereka yang melayani customer dengan benar, wajib mendapat penghargaan yang setimpal. Paling tidak dari kami, yang kemudian terseyum ramah dan mengangguk kepada mereka.

Semoga ini menjadi bagian yang terus berkembang di tanah air kita dalam rangka menjalankan program Visit Indonesia 2008. Semoga!

Terima kasih, salam dari kami,
RIO di Jakarta

05 Januari 2008

Rumah Makan Cepat Saji Sesungguhnya

Jangan bayangkan McD, Burger King atau KFC. Yang kami maksud rumah makan disini adalah tempat makan yang selalu ramai tetapi kami tidak pernah menunggu lama untuk mendapatkan makanannya. Biasanya pada jam makan siang, tempat tersebut selalu ramai dikunjungi orang-orang, mulai dari yang berpakaian seragam Hansip, pegawai negeri hingga eksekutif berdasi. Mereka ada yang naik sedan Merci, Kijang hingga sepeda onthel.

Yang pertama adalah Rumah Makan Sayur Asem Betawi di Jalan Raya Joglo, Jakarta Barat. Menunya adalah Sayur Asem khas betawi, berbagai ikan di goreng, tempe, lalap pete, lengkap dengan sambel dan kecap. Kebanyakan orang makan pakai tangan tanpa sendok garpu. Hmm, nikmat sekali walaupun tanpa bangku empuk. Tempatnya unik, yaitu rumah model asli betawi dengan lantai tanah liat, bahkan banyak lalat berterbangan. Tapi orang sudah tidak peduli lagi dengan lalat-lalat tersebut.

Yang kedua adalah Ayam Bakar khas Solo di belekang bioskop Megaria, Menteng, Jakarta Pusat. Selain ayam bakarnya yang sedap, juga ada somay dan baso serta Es Teler pertama di Indonesia. Makan sambil berpanas-panasan karena tanpa AC, tetap menjadi pilihan hampir semua orang.

Yang ketiga adalah Sop Buntut di dekat Mesjid Cut Meuthia, Menteng.
Anda ingin tahu seperti apa yang kami maksud Resto Cepat Saji Sesungguhnya itu? Coba saja jika Anda penasaran.

Salam dari kami, RIO di Jakarta

Mereka Menyerbu Masuk Jakarta, Kami Kehilangan Selera

Kami senang dunia bisnis restoran makin berkembang. Namun ada hal-hal yang menurut kami sangat disayangkan dan tidak dapat dibendung lagi, yaitu masuknya resto atau tempat makan yang sangat khas dari suatu daerah tertentu ke Jakarta, sehingga kami menjadi kehilangan selera akan tempat makan tersebut.

Misalnya, beberapa tahun lalu kami sangat menikmati sajian di rumah makan "Garuda" jika kami berkunjung ke kota Medan. Sekarang, rumah makan itu sudah ada di beberapa lokasi di Jakarta. Kami pernah mencobanya makan di Garuda yang di jalan Sabang. Entah bagaimana, untuk makanannya, kami merasakan tetap lebih enak yang di Medan.

Ada juga rumah makan "Bumbu Desa" atau "Gepuk Ny. Ong" yang selalu kami singgahi ketika kami ke Bandung, kini tempat makan itu ada di Jakarta. Lalu, kami pun menjadi kehilangan selera untuk makan di tempat tersebut lagi.

Dulu, kue Soes Merdeka di Jl. Merdeka Bandung menjadi oleh-oleh khas, sekarang?
Dulu, kue Brownies Kukus Amanda menjadi oleh-oleh khas dari Bandung, sekarang?
Sekarang semuanya sudah ada yang jual di Jabodetabek!

Jadi, ketika berada di Medan atau Bandung (sebagai contoh awal), kami terus mencari sesuatu yang belum ada di Jakarta. Begitu juga sebaliknya, kami tidak pernah mampir di restoran yang sebelumnya memang sudah ada di Jakarta. Begitulah selalu yang kami lakukan. Apakah Anda juga merasakan hal yang sama?

Ma'af iseng, hanya sharing saja. Terima kasih.

Salam dari kami, RIO di Jakarta.

04 Januari 2008

Masukan Untuk Garuda Indonesia

Menurut kami, ada tiga komponen yang sangat penting dalam industri penerbangan. Pertama adalah KESELAMATAN, kedua KETEPATAN jadwal penerbangan dan ketiga PELAYANAN yang ramah. Beberapa kali kami keluar negeri menggunakan maskapai Garuda Indonesia (GA), tentu saja itu merupakan kebanggaan tersendiri bagi kami, karena sebagai orang Indonesia, kami ingin bangga ada logo dan nama Indonesia di negeri orang. Sehingga orang semakin tahu bahwa Indonesia punya maskapai besar bernama Garuda Indonesia.

Rasa cinta kami kepada Garuda Indonesia jugalah, yang membuat kami meluangkan waktu untuk ikut memikirkan beberapa masukan yang ingin menyampaikan sebagai berikut :
1. Pada saat rekrutmen generasi baru, mulai saat ini juga, pilih crew atau calon crew yang mau dan dapat (will & can) mendukung visi Garuda akan keselamatan, ketepatan dan keramahan pelayanan.
2. Perawatan berkala yang secermat mungkin dengan teknologi canggih, agar tidak ada delay karena kerusakan, oli bocor dan sejenisnya.
3. Presentasi lisan crew di kabin harus lebih humanis, jangan terdengar 'kaku' dalam menyampaikan pengumuman atau informasi lainnya. Jangan terlalu 'text book'-lah.
4. Kembangkan kreatifitas di dalam kabin saat banyak anak-anak ikut terbang, khususnya dimusim liburan sekolah atau hari-hari besar. Ingat, anak-anak yang sekarang adalah calon konsumen Garuda dikemudian hari. Buat mereka terkesan.
5. Tanpa mengurangi rasa hormat kami kepada maskapai harga ekonomis, kami sampaikan bahwa Garuda Indonesia tidak perlu berlomba untuk ikut serta dalam penerapan tarif ekonomis, karena semakin lebih mahal tarif GA namun image keselamatan, ketepatan dan keramahan pelayanan yang memuaskan, pasti GA akan tetap memimpin pasar penerbangan di tanah air.
6. Variasi makanan dan minuman yang harus lebih banyak. Khususnya menu untuk anak-anak, vegetarian, manula, penderita diabetes, dll.
7. Audio Video saat dalam penerbangan di kabin, usahakan yang membuat para penumpang pesawat sekain mengenal Indonesia. Putar film-film dokumenter tentang Nusantara, musik dan lagu dari musisi Indonesia atau lagu-lagu daerah populer. Produksi secara khusus video tentang liputan budaya, seperti Reog Ponorogo, Tari Saman, Pendet, dll. Karena para penumpang pesawat tidak punya pilihan lain, kecuali tidur pulas.
8. Jika ingin memberikan Gift kepada penumpang anak-anak, bisa yang lebih Indonesiawi, seperti miniatur dari Borobudur, Pura Bali, Monas, dll.

Wah, mungkin masih ada beberapa lagi yang dapat kami sampaikan, tapi waktu kami terbatas sampai disini dulu. Terima kasih telah membaca masukan kami.

Salam dari kami, RIO di Jakarta.

Eurostar Yang Smooth

Dalam perjalanan dari London ke Paris tahun lalu, kami mencoba transportasi kereta super cepat EUROSTAR. Sungguh suatu pengalaman yang sangat mengesankan, karena kereta tersebut bukan hanya bersih dan nyaman, tetapi juga smooth atau halus sekali, seperti tidak berjalan diatas rel. Suara gaduh "dig dug dig dug", seperti yang kita dengar jika kita menumpang kereta eksekutif Argo dari Jakarta ke Bandung atau Surabaya, tidak ada sama sekali. Padahal kereta tersebut sangat cepat.

Pelayanan di dalam kabin pun sangat memuaskan, dalam hal keamanan koper-koper yang kita bawa. Kami sudah membuktikannya sendiri. Makanan dan minuman pun sangat generous, kita bisa minum air mineral Perrier atau Wine asli Perancis sesuka kita. Kami hanya ingin menyampaikan yang sesungguhnya, ini bukan iklan atau propaganda, tapi sekedar sharing yang dapat juga Anda rasakan jika ada kesempatan menumpang Eurostar di Eropa. Terima kasih.

Salam dari RIO di Jakarta

03 Januari 2008

Arti Professional Bagi MGM Grand Las Vegas

Kami masih akan cerita pengalaman yang lalu-lalu. Beruntung juga pernah menginap di MGM Grand sewaktu ada kunjungan bisnis di Las Vegas, USA. Singkatnya, setelah check in dan mendapatkan kunci, kami langsung menuju kamar tersebut. Namun alangkah terkejutnya, ternyata di dalam kamar masih tergeletak koper besar diatas tempat tidur. Langusng kami menelpon ke reception. Mereka datang dan meminta maaf berkali-kali. Lalu kami diminta menunggu untuk mendapatkan kamar berikutnya. Lima menit kemudian, kami mendapatkan kunci baru. Lalu kami bergegas menuju kamar, karena hari sudah malam. Nah, pada saat itulah kami mendapatkan kejutan berikutnya, yaitu kami mendapatkan kamar suite yang sangat luas. Lengkap dengan jacuzi, ruang tamu, dua set pesawat TV dan view kota yang indah. Sangat mewah dan besar sekali dibandingkan dengan kamar pertama yang memang hanya kelas Deluxe.

Lalu kami bel lagi reception, apakah tidak salah memberikan kunci kamar? Karena yang kami pesan adalah kamar Deluxe. Kami pikir, ini pasti salah lagi. Charge kamar hotel suite pasti jauh lebih mahal dari pada kamar Deluxe!

Mereka bilang, tidak! Itu kamar pengganti yang sesungguhnya. Kamar suite itu sebagai compliment dari MGM karena telah melakukan kesalahan kepada customer.

Oh ya?. Tentu saja kami sama sekali tidak keberatan dengan cara mereka meminta maaf, malahan kami mendapatkan penglaman baru menginap di kamar suite di Las Vegas. Tanpa kamar suite pun, mereka sudah secara langsung berkali-kali meminta maaf kepada kami.

Cara mereka itu, membuat kami sangat dihargai sebagai tamu hotel. Sebaliknya, kami pun sangat respek dengan aksi mereka tersebut. MGM Grand Las Vegas, memang kelas Internasional yang Professional! Highly recommended.

Terima kasih,
Salam dari kami, RIO di Jakarta

02 Januari 2008

Sheraton dan Royal Plaza on Scott Singapore

Juni tahun lalu, kami menginap di Sheraton Hotel, Scott Road, Singapore untuk urusan bisnis. Oh, alangkah menyenangkannya menginap di hotel tersebut. Bersih, teratur, pelayananannya ramah, sarapan paginya enak. Hanya saja, kaki ini terasa pegal jika kita berjalan dari Orchard Road menuju ke hotel, lumayan jauh. Taxi pun agak sulit kita dapatkan dari hotel, apalagi pada jam-jam sibut.

Lalu dua hari kemudian, kami pindah untuk mencoba hotel Royal Plaza On Scott, masih tetap di Scott Road. Hanya saja, hotel ini dekat sekali dengan Orchard Road. Letaknya bersebrangan dengan Hotel Hyatt. Oh, ternyata hotel ini juga sama bagusnya. Ada mini bar gratis setiap harinya. Bersih, ramah dan yang paling penting, hanya selangkah jika kita mau shopping di Orchard Road, Far East Plaza dan sekiranya.

Baik Hotel Sheraton maupun Royal Plaza on Scott, dua-duanya highly recommended, jika Anda sempat bepergian ke Singapore. Terima kasih.

Salam dari kami, RIO di Jakarta

Eksotisme di Grand Mercure Jogyakarta

Pertengahan tahun 2006 lalu, kami sempat menginap di Hotel Grand Mercure, Jogyakarta. Tampak dari depan, hotelnya tidak terlalu besar. Tapi begitu kita check in dan berjalan menuju kamar, ternyata bagian dalam hotel tersebut cukup luas. Bangunannya antik dan artistik. Setiap pagi dan sore terdengar bunyi gamelan, yang membuat suasana di Grand Mercure menjadi eksotis. Makanannya enak dan pelayanannya ramah. Kekurangannya adalah lift-nya kurang banyak serta berjalan lamban sekali, sehingga jika kita turun dari lantai ke lantai melalui anak tangga, akan lebih cepat sampai dari pada kita naik lift.

Kesimpulan kami, masalah lift dapat dengan mudah diperbaiki, tapi eksotisme itu adalah bagian terpenting bagi wisatawan yang berkunjung ke Joygakarta. Highly recommended for your pleasure. Terima kasih.

Salam dari kami, RIO di Jakarta

Semalam di Ardjuna Boutiqe Hotel Bandung

Kami senang bisa punya kesempatan menginap di Ardjuna Boutiqe Hotel, Bandung pada bulan Agustus 2007 lalu. Hotelnya cukup enak untuk dijadikan tempat bersantai. Inerior dan exteriornya cozy, udaranya sejuk dan cukup strategis di daerah Ciumbeluit. Sebagai hotel kelas menengah dan non-chain hotel, manajemen Ardjuna mampu menjaga kelangsungan bisnisnya dengan menyediakan makanannya enak, pelayanan yang ramah dan ada Hotspot WiFi gratis untuk kita browsing internet melalui laptop ataupun handphone. Bagi kami, kekurangannya hanyalah suasana di dalam kamarnya terlalu gelap, karena hampir semuanya didominasi dengan warna hitam. Warna hitam membuat debu menjadi lebih jelas terlihat daripada warna terang. Jadi, petugas cleaning service harus extra teliti dalam membersihkan kamar. Jika tidak, kamar akan terlihat kurang bersih.

Kesimpulan kami, Ardjuna Hotel tetap recommended. Terima kasih.

Salam dari kami, RIO di Jakarta

01 Januari 2008

New Year Party di Borobudur Hotel

Check in
Kami menginap selama 3 malam, dengan harga paket Rp. 2.100.000,- Nett. Kami check in pada tgl. 30 Desember 2007. Saat itu, cukup banyak tamu hotel yang mulai masuk menginap, namun sayangnya, petugas reception terlihat kurang sigap. Ada dua orang yang bertugas. Satu orang sedang melayani tamu, namun yang satunya lagi, nampak sibuk dengan komputernya sendiri.

Kamar
Seperti layaknya hotel bintang 5, kamar hotel masih tetap terjaga kebersihannya, walaupun sudah mulai terlihat ke-tua-annya, seperti karpet yang lusuh, wall paper yang menggelembung, lampu-lampu dan lukisan dinding yang semuanya out of date! Ohya, untuk stop kontak-nya, tidak seperti di rumah kita yang dua lubang, jadi kita seperti sedang menginap di hotel luar negeri, harus minta adaptor ke Housekeeping, karena stopkontak yang ada ternyata tiga lubang.

Makanan dan Minuman
Sop buntut tetap yang the best di Bogor Cafe. Restoran lain?, jujur saja kami belum pernah mencobanya! Maybe next time.

Pelayanan
Kami juga menelpon Housekeeping, tapi tidak cepat diangkat. Malam tahun baru kami cukup terhibur dengan keramahan para pelayan di Bogor Cafe, yang jauh lebih baik dari biasanya. Mereka cepat dan ramah. Very Good! Tapi itu hanya pada malam tahun baru. Sedangkan pada esok malamnya (sama seperti malam-malam sebelum ini), mau minta tambah air putih aja, kita musti tengok kiri kanan mencari pelayan yang standby.

Parkir dan Valet
Valet parking hanya terdapat di Musro, yang cukup jauh dari lobby utama! Sedangkan tempat parkir kendaraan, jauh di belakang hotel. Jika turun hujan dan tidak membawa payung, maka siap-siap basah. Namun jika beruntung, kita bisa bertemu dengan petugas security yang meminjamkan payung. Thank God.

Acara Malam Tahun Baru
Kami pikir acaranya terlalu sederhana. Tidak ada artis penyanyi/band/MC top ibu kota. Tidak ada code dress, jadi banyak terlihat orang-orang bercelana pendek dan kaos berkeliaran di lobby saat malam tahun baru. Yang cukup ramai adalah acara untuk anak-anak, diatur dengan bagus. Anak-anak kami enjoy sekali! Tapi untuk orang dewasa, it's so ordinary! Satu hal lainnya yang kurang menyenangkan adalah
pada saat dinner di Bogor Cafe (yang berharga Rp. 250.000++ per-orang), ternyata tidak di prioritaskan untuk kita yang menginap di hotel. Karena tidak ada sistem booking seat, maka banyak tempat yang sudah diisi oleh tamu-tamu yang tidak menginap! Koq begitu ya?! Satu hal lagi yang membuat New Year Party kurang asyik adalah, setelah selesai countdown menuju 2008, para tamu dibiarkan bubar begitu saja! Padahal, kalau mau, panitia bisa menyediakan MC yang dapat melanjutkan acara sampai pukul 2.00 dini hari.

Kesimpulan?
Kami kurang berminat lagi untuk bermalam tahun baru di Hotel Borobudur. Semoga tahun depan, manajemen hotel Borobudur dapat meningkatkan kreatifitas acara dan memperbaiki sistem pelayanan serta beberapa fasilitas hotel yang sudah ada. Terima kasih.

Salam dari kami, RIO di Jakarta

Happy New Year 2008!

Selamat Datang 2008!
Semoga tahun ini kita akan semakin lebih baik lagi. Apapun yang kita kerjakan dan kita lalui, semoga Tuhan memberikan yang terbaik.

Salam dari kami, RIO di Jakarta.