Dalam perjalanan kami ke Magelang dan Jogya, kami berkesempatan mampir sekitar 3-4 jam beristirahat di kota Purworejo yang katanya kota pensiunan. Kota kecil dan cukup asri menurut kami. Makanan lotek, sate dan bakso disana cukup enak. Sayangnya tidak ada hotel yang cukup nyaman. Kami melihat hotel Bagelen, tapi kecil dan kurang bersih. Apakah Pemda tidak berpikir untuk membangun hotel yang layak? Dua atau tiga lantai dengan fasilitas yang cukup bagi para turis lokal?
Sebagai kota pensiunan, pasti banyak akan cucu mereka yang mampir datang untuk bersilahturahmi dengan kakek nenek mereka, pasti jika ada hotel yang layak, mereka akan senang menginap di sana.
Kami tunggu gerakan Pemda untuk menambah fasilitas kotanya, seperti bioskop, ruko yang menjual makanan khas yang lebih tertata, dll.
Salam dari kami,
RIO
13 Januari 2008
07 Januari 2008
Ketemu Turbulence Pada Saat Terbang ke Medan
Kami sering juga menemui turbulensi pada saat terbang keberbagai tempat, tapi memang yang paling sering kami temui adalah pada saat kami terbang menuju kota Medan.
Yang berdoa dan komat-kamit bukan hanya kami, tetapi hampir semua penumpang. Yang agak tenang hanya crew-nya saja, yang memang sudah tahu kondisi tersebut sejak lama.
Kami menceritakan hal tersebut kepada teman di Medan, dia bilang, kalau mau ke Medan, ambil penerbangan yang pertama atau pagi-pagi sekali dari Jakarta. Goncangannya tidak sebesar siang ke sore katanya. Bahkan, kadang-kadang tidak ada goncangan sama sekali.
Begitu juga bila hendak balik ke Jakarta, ambil penerbangan yang paling pagi atau paling awal dari Medan.
Sarannya betul juga. Sekarang, jika hendak ke Medan, kami ambil penerbangan yang pagi-pagi sekali untuk menghindari turbulent yang terlalu keras.
Semoga pengalaman ini dapat dijadikan bahan masukan bagi kawan-kawan yang hendak ke Medan dan agak takut dengan turbulensi.
Salam dari RIO, Jakarta
Yang berdoa dan komat-kamit bukan hanya kami, tetapi hampir semua penumpang. Yang agak tenang hanya crew-nya saja, yang memang sudah tahu kondisi tersebut sejak lama.
Kami menceritakan hal tersebut kepada teman di Medan, dia bilang, kalau mau ke Medan, ambil penerbangan yang pertama atau pagi-pagi sekali dari Jakarta. Goncangannya tidak sebesar siang ke sore katanya. Bahkan, kadang-kadang tidak ada goncangan sama sekali.
Begitu juga bila hendak balik ke Jakarta, ambil penerbangan yang paling pagi atau paling awal dari Medan.
Sarannya betul juga. Sekarang, jika hendak ke Medan, kami ambil penerbangan yang pagi-pagi sekali untuk menghindari turbulent yang terlalu keras.
Semoga pengalaman ini dapat dijadikan bahan masukan bagi kawan-kawan yang hendak ke Medan dan agak takut dengan turbulensi.
Salam dari RIO, Jakarta
06 Januari 2008
Personal Service Tidak Membuat Kita Jadi Tuan, Tapi Respek
Kejadiannya dua kali dalam sebulan ini. Pertama ketika kami menanyakan kue donat yang biasanya tersedia pada menu sarapan pagi di Novotel Bogor, pelayannya bilang, maaf hari ini tidak bikin donat. Pada saat itu, rupanya terdengar oleh supervisor resto tersebut. Tidak lama kemudian, dia datang membawakan donat yang baru saja dibuat di kitchen. Masih hangat dan jauh lebih besar dari biasanya.
Yang kedua, saat kami makan siang di KFC Ratu Plaza, kami minta sup tanpa ayam, hanya sayuran saja. Pelayannya bilang, maaf sup-nya sudah pakai ayam semua. Tanpa diminta lagi, dari bagian dapur menyapa, oh mau sup tanpa ayam? Bisa kami buatkan, mau tunggu 5 menit pak? Kami sampai bengong melihat pelayanan yang ramah dari bagian dapur KFC di Ratu Plaza. Mereka siap membuatkan hanya semangkuk sup tanpa ayam!
Kami berpikir, mungkin tahun 2008 ini akan makin besar kesadaran mereka akan pentingnya arti pelayanan yang professional. Kami yang dilayani, tentu tidak menjadi berkepala besar atau merasa menjadi seorang tuan. Malah sebaliknya, kami sangat respek dengan para pekerja tersebut. Mereka yang melayani customer dengan benar, wajib mendapat penghargaan yang setimpal. Paling tidak dari kami, yang kemudian terseyum ramah dan mengangguk kepada mereka.
Semoga ini menjadi bagian yang terus berkembang di tanah air kita dalam rangka menjalankan program Visit Indonesia 2008. Semoga!
Terima kasih, salam dari kami,
RIO di Jakarta
Yang kedua, saat kami makan siang di KFC Ratu Plaza, kami minta sup tanpa ayam, hanya sayuran saja. Pelayannya bilang, maaf sup-nya sudah pakai ayam semua. Tanpa diminta lagi, dari bagian dapur menyapa, oh mau sup tanpa ayam? Bisa kami buatkan, mau tunggu 5 menit pak? Kami sampai bengong melihat pelayanan yang ramah dari bagian dapur KFC di Ratu Plaza. Mereka siap membuatkan hanya semangkuk sup tanpa ayam!
Kami berpikir, mungkin tahun 2008 ini akan makin besar kesadaran mereka akan pentingnya arti pelayanan yang professional. Kami yang dilayani, tentu tidak menjadi berkepala besar atau merasa menjadi seorang tuan. Malah sebaliknya, kami sangat respek dengan para pekerja tersebut. Mereka yang melayani customer dengan benar, wajib mendapat penghargaan yang setimpal. Paling tidak dari kami, yang kemudian terseyum ramah dan mengangguk kepada mereka.
Semoga ini menjadi bagian yang terus berkembang di tanah air kita dalam rangka menjalankan program Visit Indonesia 2008. Semoga!
Terima kasih, salam dari kami,
RIO di Jakarta
05 Januari 2008
Rumah Makan Cepat Saji Sesungguhnya
Jangan bayangkan McD, Burger King atau KFC. Yang kami maksud rumah makan disini adalah tempat makan yang selalu ramai tetapi kami tidak pernah menunggu lama untuk mendapatkan makanannya. Biasanya pada jam makan siang, tempat tersebut selalu ramai dikunjungi orang-orang, mulai dari yang berpakaian seragam Hansip, pegawai negeri hingga eksekutif berdasi. Mereka ada yang naik sedan Merci, Kijang hingga sepeda onthel.
Yang pertama adalah Rumah Makan Sayur Asem Betawi di Jalan Raya Joglo, Jakarta Barat. Menunya adalah Sayur Asem khas betawi, berbagai ikan di goreng, tempe, lalap pete, lengkap dengan sambel dan kecap. Kebanyakan orang makan pakai tangan tanpa sendok garpu. Hmm, nikmat sekali walaupun tanpa bangku empuk. Tempatnya unik, yaitu rumah model asli betawi dengan lantai tanah liat, bahkan banyak lalat berterbangan. Tapi orang sudah tidak peduli lagi dengan lalat-lalat tersebut.
Yang kedua adalah Ayam Bakar khas Solo di belekang bioskop Megaria, Menteng, Jakarta Pusat. Selain ayam bakarnya yang sedap, juga ada somay dan baso serta Es Teler pertama di Indonesia. Makan sambil berpanas-panasan karena tanpa AC, tetap menjadi pilihan hampir semua orang.
Yang ketiga adalah Sop Buntut di dekat Mesjid Cut Meuthia, Menteng.
Anda ingin tahu seperti apa yang kami maksud Resto Cepat Saji Sesungguhnya itu? Coba saja jika Anda penasaran.
Salam dari kami, RIO di Jakarta
Yang pertama adalah Rumah Makan Sayur Asem Betawi di Jalan Raya Joglo, Jakarta Barat. Menunya adalah Sayur Asem khas betawi, berbagai ikan di goreng, tempe, lalap pete, lengkap dengan sambel dan kecap. Kebanyakan orang makan pakai tangan tanpa sendok garpu. Hmm, nikmat sekali walaupun tanpa bangku empuk. Tempatnya unik, yaitu rumah model asli betawi dengan lantai tanah liat, bahkan banyak lalat berterbangan. Tapi orang sudah tidak peduli lagi dengan lalat-lalat tersebut.
Yang kedua adalah Ayam Bakar khas Solo di belekang bioskop Megaria, Menteng, Jakarta Pusat. Selain ayam bakarnya yang sedap, juga ada somay dan baso serta Es Teler pertama di Indonesia. Makan sambil berpanas-panasan karena tanpa AC, tetap menjadi pilihan hampir semua orang.
Yang ketiga adalah Sop Buntut di dekat Mesjid Cut Meuthia, Menteng.
Anda ingin tahu seperti apa yang kami maksud Resto Cepat Saji Sesungguhnya itu? Coba saja jika Anda penasaran.
Salam dari kami, RIO di Jakarta
Mereka Menyerbu Masuk Jakarta, Kami Kehilangan Selera
Kami senang dunia bisnis restoran makin berkembang. Namun ada hal-hal yang menurut kami sangat disayangkan dan tidak dapat dibendung lagi, yaitu masuknya resto atau tempat makan yang sangat khas dari suatu daerah tertentu ke Jakarta, sehingga kami menjadi kehilangan selera akan tempat makan tersebut.
Misalnya, beberapa tahun lalu kami sangat menikmati sajian di rumah makan "Garuda" jika kami berkunjung ke kota Medan. Sekarang, rumah makan itu sudah ada di beberapa lokasi di Jakarta. Kami pernah mencobanya makan di Garuda yang di jalan Sabang. Entah bagaimana, untuk makanannya, kami merasakan tetap lebih enak yang di Medan.
Ada juga rumah makan "Bumbu Desa" atau "Gepuk Ny. Ong" yang selalu kami singgahi ketika kami ke Bandung, kini tempat makan itu ada di Jakarta. Lalu, kami pun menjadi kehilangan selera untuk makan di tempat tersebut lagi.
Dulu, kue Soes Merdeka di Jl. Merdeka Bandung menjadi oleh-oleh khas, sekarang?
Dulu, kue Brownies Kukus Amanda menjadi oleh-oleh khas dari Bandung, sekarang?
Sekarang semuanya sudah ada yang jual di Jabodetabek!
Jadi, ketika berada di Medan atau Bandung (sebagai contoh awal), kami terus mencari sesuatu yang belum ada di Jakarta. Begitu juga sebaliknya, kami tidak pernah mampir di restoran yang sebelumnya memang sudah ada di Jakarta. Begitulah selalu yang kami lakukan. Apakah Anda juga merasakan hal yang sama?
Ma'af iseng, hanya sharing saja. Terima kasih.
Salam dari kami, RIO di Jakarta.
Misalnya, beberapa tahun lalu kami sangat menikmati sajian di rumah makan "Garuda" jika kami berkunjung ke kota Medan. Sekarang, rumah makan itu sudah ada di beberapa lokasi di Jakarta. Kami pernah mencobanya makan di Garuda yang di jalan Sabang. Entah bagaimana, untuk makanannya, kami merasakan tetap lebih enak yang di Medan.
Ada juga rumah makan "Bumbu Desa" atau "Gepuk Ny. Ong" yang selalu kami singgahi ketika kami ke Bandung, kini tempat makan itu ada di Jakarta. Lalu, kami pun menjadi kehilangan selera untuk makan di tempat tersebut lagi.
Dulu, kue Soes Merdeka di Jl. Merdeka Bandung menjadi oleh-oleh khas, sekarang?
Dulu, kue Brownies Kukus Amanda menjadi oleh-oleh khas dari Bandung, sekarang?
Sekarang semuanya sudah ada yang jual di Jabodetabek!
Jadi, ketika berada di Medan atau Bandung (sebagai contoh awal), kami terus mencari sesuatu yang belum ada di Jakarta. Begitu juga sebaliknya, kami tidak pernah mampir di restoran yang sebelumnya memang sudah ada di Jakarta. Begitulah selalu yang kami lakukan. Apakah Anda juga merasakan hal yang sama?
Ma'af iseng, hanya sharing saja. Terima kasih.
Salam dari kami, RIO di Jakarta.
04 Januari 2008
Masukan Untuk Garuda Indonesia
Menurut kami, ada tiga komponen yang sangat penting dalam industri penerbangan. Pertama adalah KESELAMATAN, kedua KETEPATAN jadwal penerbangan dan ketiga PELAYANAN yang ramah. Beberapa kali kami keluar negeri menggunakan maskapai Garuda Indonesia (GA), tentu saja itu merupakan kebanggaan tersendiri bagi kami, karena sebagai orang Indonesia, kami ingin bangga ada logo dan nama Indonesia di negeri orang. Sehingga orang semakin tahu bahwa Indonesia punya maskapai besar bernama Garuda Indonesia.
Rasa cinta kami kepada Garuda Indonesia jugalah, yang membuat kami meluangkan waktu untuk ikut memikirkan beberapa masukan yang ingin menyampaikan sebagai berikut :
1. Pada saat rekrutmen generasi baru, mulai saat ini juga, pilih crew atau calon crew yang mau dan dapat (will & can) mendukung visi Garuda akan keselamatan, ketepatan dan keramahan pelayanan.
2. Perawatan berkala yang secermat mungkin dengan teknologi canggih, agar tidak ada delay karena kerusakan, oli bocor dan sejenisnya.
3. Presentasi lisan crew di kabin harus lebih humanis, jangan terdengar 'kaku' dalam menyampaikan pengumuman atau informasi lainnya. Jangan terlalu 'text book'-lah.
4. Kembangkan kreatifitas di dalam kabin saat banyak anak-anak ikut terbang, khususnya dimusim liburan sekolah atau hari-hari besar. Ingat, anak-anak yang sekarang adalah calon konsumen Garuda dikemudian hari. Buat mereka terkesan.
5. Tanpa mengurangi rasa hormat kami kepada maskapai harga ekonomis, kami sampaikan bahwa Garuda Indonesia tidak perlu berlomba untuk ikut serta dalam penerapan tarif ekonomis, karena semakin lebih mahal tarif GA namun image keselamatan, ketepatan dan keramahan pelayanan yang memuaskan, pasti GA akan tetap memimpin pasar penerbangan di tanah air.
6. Variasi makanan dan minuman yang harus lebih banyak. Khususnya menu untuk anak-anak, vegetarian, manula, penderita diabetes, dll.
7. Audio Video saat dalam penerbangan di kabin, usahakan yang membuat para penumpang pesawat sekain mengenal Indonesia. Putar film-film dokumenter tentang Nusantara, musik dan lagu dari musisi Indonesia atau lagu-lagu daerah populer. Produksi secara khusus video tentang liputan budaya, seperti Reog Ponorogo, Tari Saman, Pendet, dll. Karena para penumpang pesawat tidak punya pilihan lain, kecuali tidur pulas.
8. Jika ingin memberikan Gift kepada penumpang anak-anak, bisa yang lebih Indonesiawi, seperti miniatur dari Borobudur, Pura Bali, Monas, dll.
Wah, mungkin masih ada beberapa lagi yang dapat kami sampaikan, tapi waktu kami terbatas sampai disini dulu. Terima kasih telah membaca masukan kami.
Salam dari kami, RIO di Jakarta.
Rasa cinta kami kepada Garuda Indonesia jugalah, yang membuat kami meluangkan waktu untuk ikut memikirkan beberapa masukan yang ingin menyampaikan sebagai berikut :
1. Pada saat rekrutmen generasi baru, mulai saat ini juga, pilih crew atau calon crew yang mau dan dapat (will & can) mendukung visi Garuda akan keselamatan, ketepatan dan keramahan pelayanan.
2. Perawatan berkala yang secermat mungkin dengan teknologi canggih, agar tidak ada delay karena kerusakan, oli bocor dan sejenisnya.
3. Presentasi lisan crew di kabin harus lebih humanis, jangan terdengar 'kaku' dalam menyampaikan pengumuman atau informasi lainnya. Jangan terlalu 'text book'-lah.
4. Kembangkan kreatifitas di dalam kabin saat banyak anak-anak ikut terbang, khususnya dimusim liburan sekolah atau hari-hari besar. Ingat, anak-anak yang sekarang adalah calon konsumen Garuda dikemudian hari. Buat mereka terkesan.
5. Tanpa mengurangi rasa hormat kami kepada maskapai harga ekonomis, kami sampaikan bahwa Garuda Indonesia tidak perlu berlomba untuk ikut serta dalam penerapan tarif ekonomis, karena semakin lebih mahal tarif GA namun image keselamatan, ketepatan dan keramahan pelayanan yang memuaskan, pasti GA akan tetap memimpin pasar penerbangan di tanah air.
6. Variasi makanan dan minuman yang harus lebih banyak. Khususnya menu untuk anak-anak, vegetarian, manula, penderita diabetes, dll.
7. Audio Video saat dalam penerbangan di kabin, usahakan yang membuat para penumpang pesawat sekain mengenal Indonesia. Putar film-film dokumenter tentang Nusantara, musik dan lagu dari musisi Indonesia atau lagu-lagu daerah populer. Produksi secara khusus video tentang liputan budaya, seperti Reog Ponorogo, Tari Saman, Pendet, dll. Karena para penumpang pesawat tidak punya pilihan lain, kecuali tidur pulas.
8. Jika ingin memberikan Gift kepada penumpang anak-anak, bisa yang lebih Indonesiawi, seperti miniatur dari Borobudur, Pura Bali, Monas, dll.
Wah, mungkin masih ada beberapa lagi yang dapat kami sampaikan, tapi waktu kami terbatas sampai disini dulu. Terima kasih telah membaca masukan kami.
Salam dari kami, RIO di Jakarta.
Eurostar Yang Smooth
Dalam perjalanan dari London ke Paris tahun lalu, kami mencoba transportasi kereta super cepat EUROSTAR. Sungguh suatu pengalaman yang sangat mengesankan, karena kereta tersebut bukan hanya bersih dan nyaman, tetapi juga smooth atau halus sekali, seperti tidak berjalan diatas rel. Suara gaduh "dig dug dig dug", seperti yang kita dengar jika kita menumpang kereta eksekutif Argo dari Jakarta ke Bandung atau Surabaya, tidak ada sama sekali. Padahal kereta tersebut sangat cepat.
Pelayanan di dalam kabin pun sangat memuaskan, dalam hal keamanan koper-koper yang kita bawa. Kami sudah membuktikannya sendiri. Makanan dan minuman pun sangat generous, kita bisa minum air mineral Perrier atau Wine asli Perancis sesuka kita. Kami hanya ingin menyampaikan yang sesungguhnya, ini bukan iklan atau propaganda, tapi sekedar sharing yang dapat juga Anda rasakan jika ada kesempatan menumpang Eurostar di Eropa. Terima kasih.
Salam dari RIO di Jakarta
Pelayanan di dalam kabin pun sangat memuaskan, dalam hal keamanan koper-koper yang kita bawa. Kami sudah membuktikannya sendiri. Makanan dan minuman pun sangat generous, kita bisa minum air mineral Perrier atau Wine asli Perancis sesuka kita. Kami hanya ingin menyampaikan yang sesungguhnya, ini bukan iklan atau propaganda, tapi sekedar sharing yang dapat juga Anda rasakan jika ada kesempatan menumpang Eurostar di Eropa. Terima kasih.
Salam dari RIO di Jakarta
Langganan:
Postingan (Atom)